Sunday, March 4, 2007

Bahaya Di Balik Kemasan Makanan

Kemasan pada makanan mempunyai fungsi kesehatan, pengawetan, kemudahan, penyeragaman, promosi, dan informasi। Ada begitu banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas primer pada makanan, yaitu kemasan yang bersentuhan langsung dengan makanan। Tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya।

Berikut ini adalah rangking teratas bahan kemasan makanan yang perlu diwaspadai :

Kertas
Beberapa kertas kemasan dan non-kemasan (kertas koran dan majalah) yang sering digunakan untuk membungkus makanan, terdeteksi mengandung zat Timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. Di dalam tubuh manusia, zat Timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti : ginjal, hati, otak, saraf dan tulang.
Keracunan zat Timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu Pallor (Pucat), Pain (Sakit), & Paralysis (Kelumpuhan). Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut. Untuk terhindar dari makanan yang terkontaminasi logam berat Timbal, memang susah-susah gampang.
Banyak makanan jajanan seperti pisang goreng, tahu goreng, tempe goreng, gehu, combro, yang di bungkus dengan koran, karena keterbatasan pengetahuan yang kurang dari sang penjual, padahal bahan yang panas dan berlemak mempermudah berpindahnya zat Timbal makanan tsb. Gunakanlah piring atau taper ware.

Styrofoam
Bahan pengemas
styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam terbuat dari Kopolier Styren ini menjadi bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuk saat dipegang, juga mampu mempertahankan panas atau dingin tetapi tetap nyaman dipegang, dapat mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, juga biaya yang murah, serta ringan. Sejak Bulan Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan Endocrine Disrupter (EDC), yaitu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem Endokrinologi dan Reproduksi manusia akibat bahan kimia Karsinogen dalam makanan.

No comments: